ANALISIS PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI ALAT PENDUKUNG PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Penulis

  • Wachid Darmawan STMIK Widya Pratama
  • Hermanus Wim Hapsoro STMIK Widya Pratama

DOI:

https://doi.org/10.47775/ictech.v15i1.94

Abstrak

Dosen-dosen yang mengajar di STMIK Widya Pratama dalam pembelajaran sehari-hari sekarang sudah banyak yang menggunakan metode blended learning. Karena banyakanya aplikasi pendukung dalam pembelajaran blended learning maka diperlukan suatu cara untuk mengetahui kualitas dari aplikasi yang beredar. Salah satu aplikasi yang banyak digunakan dalam pembelajaran blended learning adalah google classroom. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan google classroom maka di perlukan cara atau teknik untuk mengevaluasi kualitas dari aplikasi tersebut. Pengujian kualitas yang digunakan adalah standar internasional dari ISO/IEC 9126:2001. Indikator yang digunakan dalam pengujian  ini adalah Task Effectiveness, Error Frequency, Task Completion, Resource Utilization dan Compliance. Sedangkan untuk mengetahui tingkat efektifnya menggunakan indikator task effectiveness, error frequency dan task completion. Dan untuk mengetahui tingkat efisiensinya menggunakan indikator resource utilization dan compliance. Dari indikator yang sudah ditentukan untuk menganalisis dari data kuesioner menggunakan analisis deskriptif. Hasil dari pengujian aplikasi google classroom dalam penunjang pembelajaran blended learning untuk tingkat efektif sebesar 3,078, sedangkan tingkat efisiensi sebesar 3,085. Jadi dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aplikasi google classroom cukup efektif dan cukup efisien untuk penunjang pembelajaran menggunakan blended learning. Untuk pengembangan selanjutnya bisa menggunakan standar ISO yang lain seperti ISO/IEC 25010:2011 atau bisa juga menambahkan jumlah sampel dalam penelitian lanjutan.

 Kata Kunci: Status Mahasiswa, Algoritma Klasifikasi, Desicion Tree, Naive Bayes, Data Mining

Referensi

-1, ISO/IEC IS. 2001. Software Engineering - Product Quality - Part 1: Quality Model. Geneva: International Organization for Standarization.

Bibi, Sarah, dan Handaru Jati. 2015. “Efektivitas Model Blended Learning Terhadap Motivasi Dan Tingkat Pemahaman Mahasiswa Mata Kuliah Algoritma Dan Pemrograman.†Jurnal Pendidikan Vokasi 5 74-87.

Caperton, Idit Harel. 2012. “Learning to Make Games for Impact : Cultivating Innovative Manufacturing Skills for the Digital Economy.†The Journal of Media Literacy, 28–38

Heinze, Aleksej. 2008. Blended Learning: An Interpretive Action Research Study. Salford: University of Salford.

Jacob, A.M. 2011. “Benefits and Barriers to the Hybridization of Schools.†Journal of Education Policy, Planning and Administration, 61–68.

Staker, Heather, and Michael B Horn. 2012. “Classifying K – 12 Blended Learning.†Innosight Institute, no. May: 22. https://doi.org/10.1007/s10639-007-9037-5.

Strauss, Valerie. 2012. “Three Fears about Blended Learning - The Washington Post.†The Washington Post, 2012.

Yeskel, Zach. 2014. “More Teaching, Less Tech-Ing: Google Classroom Launches Today.†Google Blog. 2014.

Yuniastari, Ni Luh Ayu Kartika, dan Ratna Kartika Wiyati. 2015. “Pengukuran Tingkat Efektivitas Dan Efisiensi Sistem Eresearch STIKOM Bali.†Konferensi Nasional Sistem & Informatika 562-568.

Unduhan

Diterbitkan

2020-04-10

Cara Mengutip

Darmawan, W., & Wim Hapsoro, H. (2020). ANALISIS PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI ALAT PENDUKUNG PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING. IC-Tech, 15(1). https://doi.org/10.47775/ictech.v15i1.94